PERJALANAN KE NEGERI YANG DIJANJIKAN (2)
Hari ke 3
Tepat pukul 05.00 telepon di kamar berdering, itu tandanya semua peserta tour harus bangun, tapi itu tidak berarti banyak untuk saya karena 2 jam sebelumnya saya sudah bangun (maklum jam biologisnya masih ikut WIB).
Tepat pukul 06.00 acara breakfast dimulai. Setelah mengambil makanan saya mencari meja untuk menikmati sarapan pagi saya, setelah lirik kanan lirik kiri saya memutuskan duduk satu meja dengan seorang anak muda yang setelah basa basi saya tahu dia dari China. Namun saya sedikit "tersinggung" setelah saya memberi tahu saya dari Indonesia, karena dia kemudian bertanya: "apakah Indonesia itu ada di Asia?" Pasti nilai anak muda tersebut di pelajaran Geografi tidak terlalu bagus.
Selesai sarapan saya check out dengan mengembalikan kartu kunci kamar di resepsionis hotel, yang ternyata kartu tersebut boleh diambil sebagai "souvenir" dari hotel.
Setelah memastikan koper saya sudah dimasukkan ke dalam bis baru saya naik ke dalam bis (itu adalah SOP supaya barang kita jangan ketinggalan).
Toko Parfum
Bus meluncur menuju tempat yang harum-harum yaitu Toko Biangnya Parfum.
Gambar: Mejeng di depan Toko Parfum di Mesir " Golden Eagle Crystal"
Gambar: Mbak Amal sedang menjelaskan parfum kesukaan Cleopatra : "Secret of the desert" kepada peserta tour.
Menurut Pramuniaga Toko, semua yang dijual di toko ini merupakan biangnya parfum yang juga merupakan bahan baku parfum bermerek dari seluruh dunia.
Mbak Amal inilah satu-satunya wanita Mesir yang bisa kami temui selama di Mesir baik di toko, hotel, restoran, tentu tidak termasuk di gereja.
Pabrik Papyrus
Kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke "pabrik" Papyrus yang tidak jauh dari toko parfum tersebut. Di dalam Pabrik tersebut ada beberapa ruangan dengan tema yang berbeda, setiap rombongan pengunjung di bawa ke ruangan dengan tema yang sesuai dengan latar belakang mereka. Kami di bawa ke ruangan yang bertema kristiani, lukisan yang dipajabg di si ruangan ini semua bertema kristiani. Tentu saja setiap lukisan dilukis di atas papyrus. Di toko ini ada larangan memotret lukisan yang sudah jadi.
Gambar: P{ramuniaga sedang menjelaskan pembuatan "kertas" Papyrus.
Tepat pukul 05.00 telepon di kamar berdering, itu tandanya semua peserta tour harus bangun, tapi itu tidak berarti banyak untuk saya karena 2 jam sebelumnya saya sudah bangun (maklum jam biologisnya masih ikut WIB).
Tepat pukul 06.00 acara breakfast dimulai. Setelah mengambil makanan saya mencari meja untuk menikmati sarapan pagi saya, setelah lirik kanan lirik kiri saya memutuskan duduk satu meja dengan seorang anak muda yang setelah basa basi saya tahu dia dari China. Namun saya sedikit "tersinggung" setelah saya memberi tahu saya dari Indonesia, karena dia kemudian bertanya: "apakah Indonesia itu ada di Asia?" Pasti nilai anak muda tersebut di pelajaran Geografi tidak terlalu bagus.
Selesai sarapan saya check out dengan mengembalikan kartu kunci kamar di resepsionis hotel, yang ternyata kartu tersebut boleh diambil sebagai "souvenir" dari hotel.
Setelah memastikan koper saya sudah dimasukkan ke dalam bis baru saya naik ke dalam bis (itu adalah SOP supaya barang kita jangan ketinggalan).
Toko Parfum
Bus meluncur menuju tempat yang harum-harum yaitu Toko Biangnya Parfum.
Gambar: Mejeng di depan Toko Parfum di Mesir " Golden Eagle Crystal"
Gambar: Mbak Amal sedang menjelaskan parfum kesukaan Cleopatra : "Secret of the desert" kepada peserta tour.
Menurut Pramuniaga Toko, semua yang dijual di toko ini merupakan biangnya parfum yang juga merupakan bahan baku parfum bermerek dari seluruh dunia.
Mbak Amal inilah satu-satunya wanita Mesir yang bisa kami temui selama di Mesir baik di toko, hotel, restoran, tentu tidak termasuk di gereja.
Pabrik Papyrus
Kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke "pabrik" Papyrus yang tidak jauh dari toko parfum tersebut. Di dalam Pabrik tersebut ada beberapa ruangan dengan tema yang berbeda, setiap rombongan pengunjung di bawa ke ruangan dengan tema yang sesuai dengan latar belakang mereka. Kami di bawa ke ruangan yang bertema kristiani, lukisan yang dipajabg di si ruangan ini semua bertema kristiani. Tentu saja setiap lukisan dilukis di atas papyrus. Di toko ini ada larangan memotret lukisan yang sudah jadi.
Gambar: P{ramuniaga sedang menjelaskan pembuatan "kertas" Papyrus.